Masuk Surga Dengan Ahlak Mulia
Penceramah
Akhlak adalah perkara yang penting. Bahkan sebagian ulama tatkala menafsirkan hadits:
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Karena kata sebagian ulama, bahwa akhlak itulah yang dinilai seseorang secara umum. Aqidah adalah perkara yang urgen dan sangat penting, namun dia adalah perkara yang tersembunyi, tidak kelihatan, karena aqidah seseorang berada dalam hatinya kecuali kalau dia menampakkan. Anda ikhlas, hanya Allah yang tahu… Anda beraqidah, Allah tahu… Anda memiliki hati yang bersih, Allah tahu… Tetapi orang lain tidak tahu. Yang orang lain nilai dari kita tatkala kita berinteraksi adalah masalah akhlak. Itulah pusat penilaian orang lain. Oleh karenanya, tentunya kita harus memperhatikan akhlak kita karena itu pusat penilaian dari orang yang kita berinteraksi dengannya.
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullahu Ta’ala tatkala membuat judul bab “الرهب من مساوئ الأخلاق” (“Ketakutan dari Akhlak yang Buruk” , karena kita harus takut terhadap akhlak yang buruk. Sebagaimana yang pernah saya (Ustadz Firanda Andirja – Red) sampaikan bahwasanya di antara sebab utama masuk surga setelah tauhid adalah akhlak yang mulia, maka sebaliknya, di antara sebab utama seseorang masuk neraka Jahannam setelah kesyirikan adalah akhlak yang buruk. Terlalu banyak dalil-dalil yang mengancam orang-orang yang berakhlak buruk dengan neraka Jahannam. Maka harus ada rasa takut dari terjerumus dalam akhlak yang buruk.