Adab-adab Dalam Menuntut Ilmu
Penceramah
Biografi
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas sempat bermajlis mendengarkan daurah Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin di Unaizah. Saat ini membina sebuah pondok pesantren di bilangan Dramaga, Bogor, yaitu pondok pesantren Minhajus Sunnah. Selain sibuk dengan aktivitas mengajar para santri di pondok, dia juga aktif menjadi narasumber di Radio Rodja dan mengisi pengajian rutin dan tabligh akbar di berbagai kota di Indonesia.
Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu adalah Tabligh Akbar oleh: Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas. Tabligh akbar bersama Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas ini diselenggarakan di Masjid Riyadhush Shalihin, Perumahan Mutiara Insani, Kota Bekasi.
Adab dan akhlak penuntut ilmu sangatlah penting untuk dikaji dan diulang. Karena banyak orang-orang yang menuntut ilmu tapi dia tidak mempunyai adab. Sedangkan orang-orang terdahulu orang belajar adab terlebih dahulu baru kemudian menuntut ilmu syar’i.
Imam Ibnu Qayyim mengatakan bahwa adab seseorang itu merupakan tanda kebahagiaan seseorang dan tidak punya adabnya seseorang merupakan tanda atau ciri dia celaka dan binasa. Tidaklah diperoleh kebaikan dunia dan akhirat seperti adab. Artinya apabila seseorang beradab, dia akan memperoleh kebaikan di dunia dan akhirat. Kemudian, tidaklah seseorang tercegah dari kebaikan dunia dan akhirat jika seseorang kurang adab.
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيءَ.
“Tidak ada sesuatu apapun yang paling berat di dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat nanti daripada akhlak yang mulia. Sesungguhnya Allah sungguh membenci orang yang berkata kotor lagi jahat.” (HR. At-Tirmdzi)
Imam Abdullah Ibnul Mubarak yang wafat tahun 181 Hijriyah mengatakan, “aku mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan aku menuntut ilmu selama dua puluh tahun“.
Para Tabi’in, mempelajari adab sebelum belajar ilmu. Karena adab merupakan dua per tiga ilmu. Muhammad bin Sirin juga mengatakan, “mereka salafush shalih menpelajari petunjuk Nabi tentang adab sebagaimana mereka belajar ilmu“. Artinya masalah adab ini harus betul-betul kita pelajari. Adab kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, adab kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adab kita kepada orang tua, adab kita terhadap diri kita sendiri, adab kepada tetangga, adab ketika kita bermasyarakat, dan dimanapun harus ada adab. Inilah kesempurnaan Islam. Tidak ada yang tertinggal dari agama ini.
Adab dan akhlak merupakan sesuatu yang penting. Allah memerintahkan kita untuk beradab dan berakhlak. Dijelaskan oleh Ibnu Qayyim, bahwa adab itu merupakan kumpulnya perkara-perkara kebaikan bagi seorang hamba. Jadi jika seseorang memiliki adab, maka dia akan menjadi orang yang baik. Adab juga sangat penting untuk dikaji dan diulang karena timbangan yang paling berat dihari kiamat adalah dari adab yang mulia.
Adab dalam menuntut ilmu banyak adab yang harus diperhatikan. Diantaranya tentang bagaimana kita masuk kedalam masjid, bagaimana kita duduk, bagaimana kita mendengarkan. Ini semua diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Sedangkan adab yang paling penting pertama kali dalam menuntut ilmu adalah ikhlas. Tanpa keikhlasan tidak ada manfaatnya. Maka dari penting bagi kita untuk menjaga keikhlasan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّـهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿٥﴾
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
Setelah ikhlas, maka yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah mendengarkan dan diam. Hal ini sangat penting. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿٢٠٤﴾
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf [7]: 204)
Adab selanjutnya adalah mencatat. Ini merupakan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ
“Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya”
Secara umum, adab terbagi menjadi tiga macam. Pertama, adab kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kedua, adab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketiga, adab kepada sesama makhluk.
Sumber: Radio Rodja